Placeholder canvas

Cara Mengasah Kecerdasan Emosional Karyawan

Dalam dunia professional, seorang karyawan yang sukses dalam perjalanan karirnya, tidak hanya mengandalkan kecerdasan intelektual. Kita perlu kepribadian yang positif, tangguh dan kuat untuk dapat menghadapi situasi sesulit apapun. Itulah mengapa pentingnya kecerdasan emosional, dalam perjalanan karir menghadapi tantangan di setiap pekerjaan. Membangun kecerdasan emosional bukan sesuatu latihan yang dapat dikerjakan dalam semalam, perlu waktu dan proses membentuknya.

Kecerdasan intelektual adalah kecerdasan yang memberikan kemampuan kita berhitung, beranalogi, berimajinasi dan daya memiliki daya kreasi dan inovasi. Sedangkan, kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali dan mengelola emosi yang kita rasakan sendiri maupun orang lain. Kecerdasan ini sangat erat kaitannya dengan soft skill, seperti motivasi, kesadaran diri, regulasi diri, empati dan kemampuan bersosialisasi dan membangun networking, termasuk didalamnya kecerdasan mengontrol perasaan negatif yang menganggu perilaku dan kemampuan kinerja kita.

Lalu, bagaimana cara mengasah kecerdasan emosional sehingga kita menjadi pribadi yang unggul dan tahan terhadap permasalahan. Berikut tips melatih kecerdasan emosional :

  1. Banyak menjadi volunteer atau relawan

Tidak ada batasan umur menjadi seorang relawan atau volunteer. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah waktu, tenaga dan pikiran. Mulai berani menjadi volunteer atau relawan diberbagai event kantor atau komunitas, akan mengasah rasa kepedulian kita terhadap orang lain. Empati kita perlahan-lahan akan diasah dengan banyak membantu orang lain. Kita diterjunkan untuk membantu orang sekitar baik di lingkungan kantor maupun sosial untuk mengatasi masalah yang ada. Bisa jadi masalah yang timbul tidak pernah ditemui sebelumnya, tapi kita bisa berbaur dan terlibat dalam aktivitas mereka. Dengan merasakan kebahagiaan membantu orang lain, akan mengasah semangat positif dari dalam diri kita.

Orang yang terbantu dengan kita akan menularkan sikap positif yang tentunya juga membuat diri kita bahagia dan menghilangkan pikiran negatif dalam diri kita. Dengan menjadi relawan, akan meningkatkan networking dan jaringan pertemanan. Kita akan dikenal banyak orang dan mengenal banyak orang, dampak lebih jauh adalah timbul rasa apresiasi dan respect satu sama lain sehingga kepercayaan akan kita dapatkan untuk kembali ke acara-acara tersebut kembali.

  1. Terlibat dalam berbagai macam proyek

Banyak terlibat dalam proyek implementasi maupun improvement di suatu organisasi juga melatih kecerdasan emosional Kita. Level dapat disesuaikan dengan pengalaman kerja kita, dapat berawal dari anggota tim dan terus meningkat sejalan dengan jam terbang menjadi pemimpin project.

Di dalam project akan banyak dinamika permasalahan, baik dari internal tim maupun eksternal masalah yang muncul akibat adanya project tersebut. Di dalam project, akan banyak pembelajaran yang didapatkan mulai dari membuat alokasi waktu dan sumberdaya, mengembangkan dan mempraktikkan teknik berkomunikasi menyampaikan pendapat, mendengar keluhan dan solusi yang diusulkan. Saat tekanan tersebut datang, kita akan dilatih bagaimana mengatur emosi dan motivasi Kita. Dengan level jam terbang lebih tinggi, tuntutannya tidak hanya pada diri sendiri tapi bagaimana mempengaruhi anggota tim dari project tersebut untuk dapat menyelesaikan project tersebut sesuai dengan timeline yang disepakati.

  1. Berfikiran terbuka terhadap pendapat orang lain

Untuk menjadi seorang yang sukses kita juga perlu memperhatikan pendapat dari orang-orang disekitar kita. Melatih kecerdasan emosional juga penting dilakukan saat kita mengalami kejadian yang kurang mengenakkan seperti dikritik oleh orang lain. Tanpa kita sadari, kritik adalah hal yang diperlukan untuk mengembangkan diri. Meskipun kita dikritik dengan cara yang kurang sopan atau tidak menghargai, usahakan untuk terus fokus pada isi kritiknya, bukan cara menyampaikannya. Tanyakan pada diri kita sendiri apa yang kira-kira membuat orang lain mengkritik diri Kita. Cobalah mengesampingkan sejenak rasa sakit hati atau malu yang menyelemuti kita dan pikirikan apakah kritik tersebut ada benarnya, kemudian lanjutkan untuk memperbaiki diri.

Berlatih menerima pendapat merupakan salah satu keterampilan mendengar yang harus dilatih. Kebanyakan orang selalu ingin didengar lebih dulu, dibanding untuk mendengar terlebih dahulu. Keterampilan mendengar ini juga akan mengasah diri kita untuk dapat berempati dengan lawan bicara kita.

  1. Terus melatih kebiasaan positif

Cara terbaik untuk melatih kecerdasan emosional adalah dengan terus mempraktekkan kegiatan-kegiatan positif. Proses melatih kecerdasan emosional bisa berlangsung sepanjang perjalanan karir kita. Semakin kita giat berusaha, hasilnya pun semakin baik dan terasa dalam kehidupan sehari-hari tanpa harus menunggu bertahun-tahun. Kita juga tidak perlu susah-susah mengikuti terapi atau seminar pengembangan diri yang harganya juga tidak murah. Jika kita memang percaya bahwa kemampuan mengelola emosi mampu meningkatkan kualitas hidup, kita hanya butuh satu kunci sederhana, yaitu terus mendorong diri sendiri untuk melatih kecerdasan emosional kita.

Pada prakteknya, melatih kecerdasan emosional ini membutuhkan tenaga cukup banyak, pikiran yang terus kreatif, dan pengorbanan waktu. Hasilnya dari kecerdasan emosional adalah menjadi karyawan yang dapat diandalkan dan menjadi kebanggan perusahaan. 

Share this Article:

Scroll to Top