Placeholder canvas

Metode Cara Perhitungan Pph 21 Yang Mudah Tanpa Ribet

Cara Perhitungan Pph 21 sebenarnya mudah dilakukan oleh setiap wajib pajak. Pajak Penghasilan Pasal 21 ini adalah pajak yang dikenakan terhadap pendapatan. Biasanya pendapatan ini berupa gaji, tunjangan, honorarium, upah serta pembayaran lain. Pendapatan ini biasanya diterima oleh para pegawai atau karyawan, non pegawai, mantan pegawai, dan penerima pesangon.

PPh 21 sendiri adalah pajak yang ditentukan oleh pemerintah yang berlaku untuk seluruh masyarakat yang memiliki penghasilan. Penghasilan itu bisa dari usaha milik sendiri atau bekerja dengan orang lain. PPh 21 ini sudah ditetapkan oleh pemerintah sejak lama sehingga penerapannya sudah tidak lagi membingungkan.

Perhitungan PPh 21 Sesuai Peraturan Perpajakan

Cara perhitungan PPh 21 selalu disesuaikan dengan tarif PTKP yang telah diberikan dan telah ditetapkan oleh pemerintah tepatnya Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Perihal PTKP ada di dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 pada pasal 17 Ayat (1).

Berdasarkan ketentuan ini para pegawai akan dikenakan PPh 21 secara pasti sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penyesuaian tarif ini membuat cara perhitungan PPh 21 pun mengalami perubahan. Tarif PTKP yang sebelumnya ditetapkan belum lah mengalami perubahan sejak 2016.

Selain menggunakan perhitungan PPh 21 sesuai dengan peraturan pajak, perhitungan PPh 21 dapat juga dilakukan dengan beberapa metode lain. Metode ini disesuaikan dengan tunjangan pajak atau gaji bersih yang diterima oleh pegawai itu sendiri.

Metode Perhitungan PPh 21

Dalam menghitung pajak penghasilan 21 ini ada 3 metode yang biasa digunakan. Berikut adalah cara perhitungan Pph 21 dengan 3 metode perhitungan:

1. Metode Gross ( Gaji Kotor Tanpa Tunjangan Pajak )

Metode perhitungan PPh 21 ini menggunakan gaji kotor tanpa tunjangan pajak atau dikenal juga dengan metode gross. Cara atau metode ini ditujukan untuk penerima pendapatan atau penghasilan dan para pegawai yang PPh 21 terutangnya di tanggung sendiri. Hal ini berarti gaji pegawai yang terkena biaya pajak belum terkena potongan PPh 21.

Dengan menggunakan metode ini maka penghasilan yang diterima oleh pegawai akan dipotong dengan kesesuaian besarnya pajak penghasilan terutang dari masing-masing pegawai. Jadi, secara garis besarnya take home pay pegawai akan berkurang.

2. Metode Gross-Up (Gaji Bersih Dengan Tunjangan Pajak)

Perhitungan PPh 21 dengan metode gross-up ini diterapkan pada pegawai atau karyawan yang menerima penghasilan yang diberikan tunjangan pajak. Sehingga gaji yang diterima dalam keadaan utuh karena adanya tambahan tersendiri untuk pajak yang ditanggung.

Pada perhitungan PPh 21 dengan menggunakan metode ini gaji akan dinaikkan sebanyak 15 persen untuk pajak yang harus dibayar oleh pegawai atau karyawan. Sehingga karyawan akan menerima gaji dalam keadaan utuh meskipun sudah melakukan wajib pajak.

3. Metode Net (Gaji Bersih Dengan Pajak Ditanggung Perusahaan)

Metode cara perhitungan PPh 21 yang ketiga yaitu dengan menggunakan metode pajak yang ditanggung oleh perusahaan atau metode net. Cara ini hampir serupa dengan metode gross-up. Perbedaannya adalah di metode gross-up, karyawan akan dilebihkan gajinya untuk membayar pajak sementara di metode net tidak.

Dengan menggunakan metode ini, karyawan atau pegawai memiliki keringanan karena gaji yang didapatkan dalam bentuk utuh atau tidak ada potongan. Besarnya pajak sudah ditanggung oleh perusahaan langsung.

Itulah beberapa cara perhitungan PPh 21 menurut peraturan yang ada. Para karyawan yang sudah di tahap yang ditentukan oleh Peraturan DJP harapnya dapat melakukan wajib pajak secara tepat waktu. Untuk mempersingkat kegiatan perhitungan PPh 21, para karyawan atau pegawai dapat menggunakan gaji.id.  Gaji.id akan mempersingkat waktu perhitungan pajak para karyawan atau pegawai.

Share this Article:

Scroll to Top