Placeholder canvas

Program Payroll, Kurangi Human Error dalam Penghitungan Gaji

Dengan menggunakan program payroll, perusahaan dapat menghindari human error dalam perhitungan gaji. Hal ini penting bagi perusahaan dan karyawan.

Untuk menghitung gaji karyawan, perusahaan wajib menggunakan struktur dan skala upah yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan dari pemerintah. Hal ini berarti, perusahaan tidak boleh asal-asalan dalam menentukan besaran upah yang akan diterima karyawan. Bahkan, jika perusahaan tidak memiliki struktur upah, ada sanksi yang harus diterima.

Umumnya, jumlah upah ditentukan dengan mempertimbangkan jabatan, masa kerja, tingkat pendidikan, maupun keahlian seorang karyawan. Ada sejumlah metode yang dapat digunakan, antara lain metode ranking sederhana, metode poin faktor, dan metode dua titik.

RENTAN TERJADI HUMAN ERROR

Untuk mengelola administrasi penggajian, perusahaan biasanya memiliki staf khusus. Untuk usaha yang berskala kecil, biasanya pengusaha sendiri yang menentukan dan menghitung jumlah gaji yang harus dibayarkan. Menghitung gaji harus dilakukan dengan ketelitian dan kecermatan tingkat tinggi. Pasalnya, meleset sedikit dapat merugikan pengusaha maupun karyawan.

Untuk menghitung gaji, biasanya pengusaha perlu memperhitungkan tingkat kehadiran karyawan. Beberapa perusahaan juga menerapkan pemberian uang makan, biaya transpor, uang lembur, atau bonus bagi karyawan. Banyaknya variabel yang harus dihitung tentu akan sangat menyita waktu.

Bukan hanya itu, ketika melakukan aktivitas penghitungan gaji, human error rentan terjadi. Akibatnya, perusahaan dapat mengalami kerugian. Jika tidak, karyawan yang justru akan terkena dampaknya karena upah yang dibayarkan tidak tepat. Untuk menghindari hal ini, tentu diperlukan strategi yang tepat dan efektif, salah satunya dengan menggunakan program payroll.

FAKTOR PENYEBAB HUMAN ERROR

Masalahnya, human error merupakan hal yang wajar terjadi. Kesalahan yang disebabkan oleh faktor manusia ini biasanya terjadi pada pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang. Ada 3 jenis human error yang dapat terjadi, yaitu:

  • System induced human error. Ini merupakan jenis human error yang terjadi karena mekanisme suatu sistem membuka peluang bagi manusia untuk melakukan kesalahan.
  • Design induced human error. Ini merupakan kesalahan yang terjadi karena desain sistem yang kurang baik.
  • Pure human error. Ini merupakan kesalahan yang murni dilakukan oleh manusia. Penyebabnya bisa jadi karena kurangnya keahlian atau kurangnya fokus saat bekerja.

Ketiga jenis human error tersebut mungkin saja terjadi dalam proses pekerjaan. Namun, yang perlu diketahui adalah cara untuk menghindari atau meminimalkan terjadinya human error.

AKIBAT HUMAN ERROR DALAM PENGGAJIAN

Dalam administrasi penggajian, terjadinya kesalahan perhitungan tentu sangat merugikan kedua pihak. Apalagi jika kesalahan tersebut berlangsung lama dan tidak terdeteksi. Pembayaran gaji yang lebih besar daripada seharusnya pasti akan berpengaruh terhadap keuangan perusahaan. Sebaliknya, pembayaran yang lebih kecil daripada seharusnya akan merugikan karyawan.

Perusahaan yang tidak tertib dalam mengelola gaji tentu akan memperoleh kesan yang buruk. Kepercayaan karyawan terhadap perusahaan pun akan berkurang, bahkan hilang. Hal ini dapat berdampak besar, yaitu hilangnya motivasi bekerja karyawan. Akibat jangka panjangnya, perusahaan menjadi tidak berkembang.

Untuk menghindari hal itu, perusahaan perlu menggunakan program payroll yang minim risiko human error, yaitu aplikasi gaji.id. Dengan aplikasi ini, bagian administrasi penggajian dapat melakukan perhitungan gaji tanpa batasan waktu atau tempat.

Anda juga dapat lebih tenang karena program dengan aplikasi gaji.id tersebut dapat menyimpan data karyawan, mengelola absensi karyawan (kehadiran, cuti, atau tugas keluar kantor), bahkan memberikan akses kepada karyawan melalui program Employee Self Service (ESS).

Nah, lengkap sekali, bukan? Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk mencoba aplikasi gaji.id dan nikmati kemudahan mengelola administrasi penggajian.

Share this Article:

Scroll to Top