Placeholder canvas

Resign atau Bertahan, Begini Cara Meyakinkan Karyawan Anda

Apa yang Anda rasakan begitu mendengar seorang karyawan terbaik perusahaan ingin resign? Rasa kecewa, syok, hingga sedih bercampur aduk dalam diri. Perusahaan memang selalu membutuhkan talenta yang memiliki kualitas tinggi, cerdas, memiliki attitude baik, dan proaktif dalam bekerja. Tenaga SDM seperti ini terlalu berharga untuk dilepas.  

Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan, itulah keseharian yang harus dihadapi setiap divisi SDM: siap kehilangan karyawan terbaik yang dimiliki. Ya, Anda menghargai keinginan seseorang untuk berkembang, mungkin ia butuh tantangan baru dengan bekerja di tempat lain. Namun, mengingat kembali seluruh kontribusi yang ia berikan pada perusahaan, kehilangan sosok tersebut justru mengundang risiko besar. Apalagi, Anda telah memberikan gaji yang layak padanya, bukan gaji di bawah UMR. Bagaimana membuatnya bertahan?

5 Cara Membuat Karyawan Bertahan

Meyakinkan karyawan untuk mengurungkan niat resign memang tidak mudah, tetapi bukan tidak mungkin dilakukan. Kecuali Anda sungguh sudah siap melepaskannya, berikut 5 cara yang bisa Anda tempuh untuk membuat ia mau bertahan di perusahaan.

Lakukan pembicaraan dari hati ke hati

Kali pertama ia datang membawa surat pengunduran diri, mungkin ia belum mengungkapkan semuanya. Maka, lakukan pembicaraan dari hati ke hati untuk menggali lebih dalam apa yang membuatnya ingin pergi. Anda tidak pernah tahu, jangan-jangan selama ini ia merasa kinerjanya kurang diapresiasi atau hal lain yang mungkin tampak kecil tetapi berarti banyak bagi dirinya. Dengan berbicara secara privat, biarkan ia tahu bahwa Anda peduli dengan karirnya di perusahaan dan mau duduk bersama untuk memecahkan masalah yang ia hadapi.  

Tawarkan promosi dan kenaikan gaji

Karyawan yang berpotensi dan merasa bekerja di perusahaan Anda tidak cukup memberikan tantangan untuk dirinya, akan memilih resign daripada bertahan. Anda harus cukup jeli untuk membaca potensi dirinya dan bagaimana hal itu berdampak pada perusahaan. Maka, jangan segan untuk menawarkan promosi dan kenaikan gaji padanya. Tentu lebih mudah bagi karyawan untuk menyesuaikan diri dengan jabatan baru dan gaji baru ketimbang beradaptasi di lingkungan kerja yang baru.

Buat perubahan dalam lingkungan kerja

Kerja dengan waktu fleksibel dan telecommuting adalah tren pekerjaan baru yang sedang dicari karyawan masa kini. Mengapa Anda tidak menawarkan opsi ini pada karyawan yang hendak resign karena alasan pribadi, seperti harus mengasuh anak di rumah? Dengan memungkinkan karyawan bekerja dari rumah atau mengatur waktu kerja lebih fleksibel, Anda memberikan kesempatan padanya untuk membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga.

Berikan kesempatan untuk berkembang

Bagaimana jika masalah karyawan bukan soal promosi jabatan semata? Ini waktunya Anda menawarkan kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan diri. Misalnya, seorang sekretaris direktur yang sangat cakap ingin resign. Boleh jadi ia jenuh dengan aktivitas rutin yang itu-itu saja. Maka, berikan ia kesempatan untuk mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan atau workshop sesuai minatnya. Ini langkah taktis untuk membuatnya tetap bertahan sembari memperkaya diri dengan pengalaman baru.

Menilai ulang gaya manajemen perusahaan

Keluhan dari karyawan adalah manajer atau atasan yang tidak mendorong ia berkembang atau mendapatkan tantangan yang lebih besar. Akhirnya, mereka tidak terinspirasi untuk bekerja sungguh-sungguh. Tentu saja, Anda dapat memperbaiki situasi ini dengan menyarankan mereka duduk bersama membuat kesepakatan jangka pendek soal tersebut. Lalu, untuk jangka panjang, lakukan program pelatihan manajemen untuk jajaran manajer, agar mereka mampu membina hubungan positif dengan tim masing-masing dan membangun kepercayaan satu sama lain.

Demikian 5 cara membuat karyawan terbaik Anda agar mau bertahan dalam perusahaan. Selama alasan resign bukanlah gaji di bawah UMR, yang mana tidak mungkin terjadi karena Anda menggaji karyawan dengan layak, maka kelima tips tersebut bisa diterapkan. Tunjukkan ketulusan bahwa Anda peduli akan kebutuhan dan karirnya, bukan semata demi kepentingan perusahaan saja.  

Share this Article:

Scroll to Top