Placeholder canvas

Tips Memecat Karyawan dengan Profesional

Perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja dengan karyawan karena beragam alasan. Namun, meskipun diperbolehkan oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku, perusahaan tetap disarankan untuk menyelesaikan seluruh persoalan yang terjadi dengan metode musyawarah untuk mencapai mufakat.

Jika pelanggaran karyawan benar-benar sudah tidak bisa ditolerir, perusahaan baru memberikan sanksi berat berupa pemecatan karyawan (PHK). Untuk melakukan hal tersebut, perusahaan harus tetap bersikap profesional dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Berikut beberapa tips yang perlu diterapkan.

1. Beritahukan alasannya dengan lugas

Pemecatan karyawan sungguh bukan hal yang mudah. Keputusan ini pasti akan sangat memengaruhi banyak hal. Bukan hanya diri karyawan tersebut, tetapi juga keluarga dan lingkungannya. Namun, mereka setidaknya berhak mendapatkan penjelasan mengapa hal itu terjadi. Jadi, beritahukan dengan lugas kepada orangnya.

Mengetahui alasan yang sebenarnya langsung dari perusahaan jauh lebih baik daripada mendengarkan gosip dari luar. Jadi, jika penyebab terjadinya pemutusan hubungan kerja tersebut karena sikap karyawan, setidaknya ada niat untuk memperbaiki diri.

2. Selesaikan kewajiban sesuai ketentuan yang berlaku

Menurut UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, karyawan yang dipekerjakan dengan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PWKTT) berhak untuk mendapatkan pesangon apabila mengalami PHK. Perhitungannya ditetapkan sesuai masa kerja yang sudah dijalani. Jika bukan merupakan pegawai tetap, karyawan masih berhak memperoleh Uang Penggantian Hak (UPH).

Selain memberikan hak karyawan tersebut, perusahaan juga perlu memastikan telah melakukan mediasi melalui musyawarah untuk membicarakan solusi terbaik yang dapat diambil. Jika masih merasa tidak puas dengan PHK tersebut,  karyawan berhak untuk melakukan banding. Perusahaan perlu bekerja sama dalam proses tersebut.

3. Tidak perlu menyalahkan karyawan

Ketika memutuskan suatu hubungan kerja, pihak perusahaan mungkin akan tergoda untuk menyalahkan karyawan atas apa yang terjadi. Sebenarnya, hal ini tidak perlu dilakukan. Namun, jika pekerja ternyata belum bisa menerima alasan tersebut, sampaikan bukti yang benar-benar menunjukkan bahwa pemecatan karyawan adalah keputusan terbaik.

Menyalahkan dengan kata-kata saja cenderung berdampak negatif, baik bagi psikologis karyawan maupun pada relasi antara karyawan dan perusahaan selanjutnya. Untuk itu, bersikap netral demi kebaikan masing-masing pihak perlu dilakukan oleh pihak perusahaan.

4. Lakukan dengan cepat dan singkat

Menyampaikan rasa simpati atas kondisi buruk yang harus dialami oleh karyawan boleh-boleh saja dilakukan. Namun, tidak perlu melibatkan emosional yang berlebihan karena hal ini justru akan membingungkan. Lakukanlah pemecatan dengan cepat dan jelas. Ini bukan lagi kesempatan untuk melakukan negosiasi atau sejenisnya. Anda hanya perlu menyampaikan bahwa karyawan tersebut sudah tidak bekerja lagi.

Reaksi seseorang ketika menerima keputusan PHK memang tidak terduga, tetapi sebagian besar akan merasa terpukul. Tindakan yang dilakukan bisa sangat beragam. Oleh karena itu, pastikan Anda siap. Jika perlu, ajaklah seseorang yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut untuk menyampaikan hal ini bersama-sama.

Memutuskan hubungan kerja sebaiknya merupakan solusi terakhir yang ditempuh oleh perusahaan. Baik karena ingin melakukan efisiensi di tubuh perusahaan maupun alasan pelanggaran, sebaiknya tetap diusahakan cara-cara lain yang lebih berdampak positif.

Namun, jangan ragu untuk memecat karyawan apabila keberadaannya tidak memberikan kontribusi positif. Bagaimana pun, kesuksesan sebuah bisnis sangat bergantung pada kualitas para karyawan yang ada di dalamnya.

Nah, demikian beberapa tips yang bisa Anda terapkan untuk melakukan pemecatan karyawan secara profesional. Tidak terlalu sulit, bukan?

Share this Article:

Scroll to Top